Sebagai seorang pendaki kmi selalu percaya bahwa setiap puncak punya cerita dan pesonanya masing-masing. Namun, jika ada yang bertanya gunung mana yang cocok untuk pendaki pemula tapi tetap menawarkan pengalaman luar biasa, Gunung Papandayan di Garut selalu masuk daftar rekomendasi saya.
Dengan ketinggian 2.665 mdpl, Papandayan bukan sekadar gunung yang “mudah didaki.” Ia adalah paket lengkap: jalur yang bersahabat, pemandangan memanjakan mata, udara sejuk yang menyegarkan, hingga aroma khas belerang yang menyambut sejak awal perjalanan. Kombinasi ini membuat siapa pun, bahkan yang baru pertama kali mendaki, bisa pulang membawa cerita indah.
Sedikit Cerita Mengenai Jalur Pendakian Gunung Papandayan
Gunung Papandayan memiliki dua jalur utama: Cisurupan dan Pengalengan. Bagi pemula, jalur Cisurupan adalah pilihan terbaik. Trek ini relatif aman dan nyaman, meski di awal perjalanan ada sedikit tanjakan berbatu yang membuat kaki bekerja lebih keras. Tapi percayalah, itu hanya pemanasan sebelum keindahan-keindahan berikutnya menunggu.
Setelah melewati jalur menanjak, aroma belerang mulai tercium. Itu tandanya kita sedang mendekati Kawah Papandayan yang memiliki sekitar 14 kawah aktif dengan semburan asapnya yang khas. Pemandangan kawah ini selalu membuat saya terpesona, meski sudah berulang kali melihatnya.
Pondok Saladah: Oase di Tengah Pendakian
Lanjut sedikit, kita akan tiba di Pintu Lawang Angin, persimpangan tiga arah. Ke kiri menuju Pondok Saladah, ke kanan ke Tegal Alun, dan lurus ke jalur Pengalengan. Sebagian besar pendaki memilih singgah di Pondok Saladah, area camping ground yang nyaman dengan sumber air yang melimpah dari sungai kecil di dekatnya.
Di sinilah biasanya saya mengajak rekan-rekan pendaki duduk santai, menyeruput minuman hangat sambil memandangi hamparan bunga edelweis yang memikat. Jika menoleh ke arah timur, terlihat deretan pohon kering yang membentuk Hutan Mati )saksi bisu letusan besar Papandayan tahun 1772).
Tegal Alun: Rimba Edelweis di Atas Awan
Setelah beristirahat, perjalanan dilanjutkan melewati Hutan Mati yang ikonik. Suasana di sini magis (batang-batang pohon hitam berdiri diam, kontras dengan langit biru yang cerah). Tak lama, tibalah kita di Tegal Alun, dataran tinggi yang menjadi surga bagi bunga edelweis.
Di titik inilah matahari terbit dan terbenam terasa begitu dramatis. Banyak pendaki mengabadikan momen di sini, karena perpaduan lautan bunga, langit berwarna keemasan, dan udara pegunungan menciptakan pemandangan yang sulit dilupakan.
Bagi saya, Gunung Papandayan adalah tempat yang mengajarkan bahwa pendakian tak selalu harus ekstrem untuk menjadi berkesan. Di sini, pemula bisa belajar mencintai alam, sementara pendaki berpengalaman bisa kembali menemukan kesederhanaan yang membuat mereka jatuh cinta pada dunia pendakian sejak awal.
Gunung Papandayan berapa MDPL
Gunung Papandayan, yang terletak di Garut, Jawa Barat, memiliki ketinggian 2.665 meter di atas permukaan laut. Dengan ketinggian tersebut, gunung ini menjadi salah satu destinasi favorit pendaki pemula karena jalurnya relatif aman dan pemandangannya memukau. Pendakian biasanya dimulai dari jalur Cisurupan yang terkenal ramah bagi pendaki baru. Sepanjang perjalanan, pendaki akan disuguhi panorama kawah aktif, aroma belerang yang khas, serta hamparan edelweis di Pondok Saladah dan Tegal Alun. Ketinggian Gunung Papandayan menghadirkan udara sejuk dan segar, sekaligus menawarkan pemandangan matahari terbit dan terbenam yang memanjakan mata. Dengan kombinasi jalur bersahabat dan keindahan alam yang menawan, Papandayan menjadi pilihan tepat untuk merasakan sensasi mendaki tanpa harus menghadapi medan yang terlalu ekstrem.
Puncak Gunung Papandayan
Puncak Gunung Papandayan menjadi tujuan yang layak dipertimbangkan untuk kalian yang ingin merasakan keindahan alam pegunungan di Garut, Jawa Barat. Dengan ketinggian 2.665 mdpl, puncaknya dapat dicapai melalui jalur Cisurupan yang ramah bagi pendaki pemula. Perjalanan menuju puncak Gunung Papandayan membawa pendaki melewati Kawah Papandayan yang aktif, Hutan Mati yang ikonik, hingga hamparan bunga edelweis di Tegal Alun. Dari puncak, mata memandang bebas ke arah pegunungan lain dan awan putih yang bergulung di kejauhan. Momen matahari terbit dan terbenam di puncak Gunung Papandayan menjadi daya tarik yang sulit dilupakan, membuat setiap langkah pendakian terasa sepadan. Keindahan ini menjadikan Papandayan bukan hanya sekadar gunung yang mudah didaki, tetapi juga destinasi penuh pesona bagi pecinta alam.
Tiket Masuk Gunung Papandayan
Dilansir dari twapapandayan.com, rincian biaya bagi kalian yang ingin mengunjungi Gunung Papandayan ini akan kami rinci di bawah ini,
Tarif Hari Kerja | ||
Jenis Tiket | Tarif Masuk (Rp) | |
Pengunjung Nusantara | 20,000 | |
Pengunjung Mancanegara | 200,000 | |
Kendaraan Roda Dua | 12,000 | |
Kendaraan Roda Empat | 25,000 | |
Kendaraan Roda Enam | 110,000 | |
Sepeda | 7,000 | |
Rombongan Pelajar Nusantara | 18,000 | |
Rombongan Pelajar Mancanegara | 200,000 | |
Tarif Hari Libur | ||
Jenis Tiket | Tarif Masuk (Rp) | |
Pengunjung Nusantara | 30,000 | |
Pengunjung Mancanegara | 300,000 | |
Kendaraan Roda Dua | 17,000 | |
Kendaraan Roda Empat | 35,000 | |
Kendaraan Roda Enam | 150,000 | |
Sepeda | 10,000 | |
Rombongan Pelajar | 20,000 | |
Rombongan Pelajar Mancanegara | 300,000 | |
Tarif Lain-lain | ||
Jenis Tiket | Tarif Masuk (Rp) | |
Berkemah/Camping | 35,000 | |
Berkemah/Camping Rombongan Pelajar | 22,500 | |
Berkemah/Camping Rombongan Mancanegara | 105,000 | |
Foto Prewedding | 500,000 | |
Shooting Video Individu/Company | 800,000 | |
Shooting Video Komersil | 2,000,000 | /Hari |
1,800,000 | >1 Hari/Hari | |
Jasa Stand 4X4 Meter | 500,000 | /Hari |
Umbul-umbul | 30,000 | /Hari |
Spanduk | 50,000 | /Hari |
Baliho | 100,000 | /Hari |
Jadi, kapan kalian mau berkunjung ke salah satu gunung kebanggan warga Garut ini?